GM – Kota Gorontalo – Enam tahun terakhir di tahun 2022, Nilai Tukan Petani (NTP) yang dapat digunakan untuk menggambarkan untung tidaknya usaha pertanian di Gorontalo, tergambar NTP Gorontalo terus turun hingga dibawah angka phsikologis 100. Penurunan NTP itu berawal dari Juni 2022 sebesar 105,98 dan terperosok hingga Desember, senilai 99,19.

Mengawali tahun 2023, kabar baik berhembus dari sektor ekonomi atu ini. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, Nilai Tukar Petani Gorontalo Januari meningkat menjadi 99,98, Naik sebesar 0,79 jika dibandikan Desember 2022 senilai 99,19.
Meski telah mengalami peningkatan yang lebih baik, namun apa yang dibayarkan petani (dalam bentuk rupia) untuk usaha dan konsumsinya masih lebih tinggi dari apa yang mereka terima. Dengan kata lain, diawal tahun ini, usaha pertanian yang dilakukan oleh para petani do Gorontalo pada umumnya masih merugi. Terpotret dengan NTP-nya yan masih di bawah 100.
“Kalau kita telusiri dari formulanya, yang mana nilai tukar petani membandingkan apa yang diterima petani dari sisi rupiahnya, dibandingkan dengan apa yang dibayarkan petani, kalau nilainya masih di bawah 100 berati petani mengalami daya tukar yang rendah, bahasa kitanya Nombok,” terang Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif.

Meski NTP Gorontalo mash dibawah NTP Nasional yang mencapai 109,84, namun dilihat di provinsi lain di kawasan timur Indonesia, posisi Gorontalo yang sebelumnya menjadi juru kunci, kini meningkat menjadi urutan ketiga terendah, setelah Papua dan Sulawesi Tenggara dengan NTP masing-masing 99,83 dan 99,93.(*as)