Home / Ekonomi

Senin, 24 Oktober 2022 - 13:02 WIB

Depresiasi Rupiah Belum Berdampak Pada Ekonomi Gorontalo

woman employees counting money on a white desk

woman employees counting money on a white desk

Bagikan

GM – Kota Gorontalo – Satu dollar Amerika, 24 Oktober 2022 siang, seharga Rp15,567.05, lebih rendah dibanding harga satu hari sebelumnya Rp15,633.00. Namun nilai tukar tersebut jauh lebih tinggi dibanding 24 September 2022. di mana saat itu tercatat seharga Rp15,112.10.

Menurut Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, depresiasi nilai tukar rupiah terpantau belum berdampak terhadap perekonomian. Pertumbuhan ekonomi Gorontalo diperkirakan masih on track dan solid. Meski di sisi lain terdapat peningkatan risiko tekanan inflasi akibat kenaikan BBM subsidi.

Depresiasi nilai tukar rupiah berisiko meningkatkan tekanan inflasi lebih lanjut, khususnya melalui imported commodity. Sebagai contoh, Indonesia sangat bergantung dengan impor kedelai, depresiasi nilai tukar rupiah secara relatif terhadap dollar AS, akan membuat harga kedelai lebih mahal. Padahal kedelai sangat berperan penting untuk kebutuhan pangan sehari-hari. Bahkan, kedelai juga merupakan salah satu bahan pakan ternak. Sehingga dapat merembet ke kenaikan harga pakan ternak, dan akhirnya ke komoditas lain seperti ayam ras atau telur ayam.

Baca Juga :  Tembus Rp40 Milyar, Bansos di Kabupaten Gorontalo Tertinggi di Provinsi Gorontalo

Komoditas lain yang diimpor seperti gandum atau tepung terigu, dengan depresiasi nilai tukar rupiah akan membuat komoditas tersebut relatif lebih mahal. Sehingga akan berdampak pada produk turunannya seperti mie, tepung, roti, dsb.

Baca Juga :  Sekda: Eksistensi PMI Kecamatan Harus Dirasakan Masyarakat
Ilustrasi.

Sampai saat ini, berbagai indikator  menunjukkan perekonomian Gorontalo masih dalam koridornya, antara lain, pertama, Kinerja pembiayaan perbankan yang membaik. Terpantau dari kinerja pertumbuhan kredit pada Quarta ketiga (Q3) tahun 2022 sebesar 12% (YoY), lebih baik dari Quartal kedua (Q2) tahun ini  yang tercatat 9,69% (YoY). Sedangkan quartal pertama (Q1) senilai 88% (YoY). Baik Kredit Konsumsi, Kredit Investasi, dan Kredit Modal Kerja mengalami pertumbuhan positif.

Kedua, Keyakinan Masyarakat yang masih terjaga. Tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masih optimis di atas 100 pada Survei Konsumen edisi September 2022.

Baca Juga :  BI Ajak Guru Memahami CBP Rupiah dan QRIS

Ketiga, Kinerja Lapangan Usaha (LU) utama seperti Lapangan Usaha Pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Transportasi, masih menunjukkan perkembangan yang positif.

Bank Indonesia terus mencermati perkembangan pasokan valas, dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya. Hal tersebut untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

Cadangan devisa hingga akhir September 2022 sebesar 130,8 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor.(*as)

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Inflasi Gorontalo Lebih Rendah Dari Inflasi Nasional

Ekonomi

Penjara dan Denda 25 Juta Ancaman Bagi Penolak Regsosek

Ekonomi

Tingkat Penghunian Kamar Hotel Merosot

Ekonomi

Lalu Lintas Penumpang di Bandara Djalaluddin Gorontalo Menurun

Ekonomi

Bimtek Peningkatan Kreatifitas Pelaku Ekonomi Kreatif Go Digital 2022

Ekonomi

Mulai 1 Juli 2023 Usaha Mikro Dikenakan MDR Sebesar 0,3% Setiap Transaksi

Daerah

Gaji Ke-13 ASN Pemerintah Bone Bolango Mulai Dicaikan

Ekonomi

Pelantikan Pengurus DPW Garpu Provinsi Gorontalo