GM – Kabupaten Gorontalo – Melengkapi bimbingan teknis Desiminasi Produksi Benih Pangan Terstandar, para peserta melakukan praktek lapang atas teori yang mereka terima sebelumnya.
Praktek lapang dilakukan di lahan pertanian pengembangan benih jagung komposit di Desa Pilolalenga, Kecamatan Dungalio, Kabupaten Gorontalo.
Di sini para peserta yang terdiri dari petani dan petani penangkar benih itu, mempelajari cara memurnikan benih jagung dengan cara rougging. Yaitu seleksi tanaman yang tidak diinginkan dan membuang tanaman dari varitas lain. Termasuk mencabut tanaman yang tumbuh kerdil.
Sebanyak 50 petani ikut dalam Bimbingan Teknis dan Praktek Lapang Pemerunian varitas Benih jagung tersebut. Menjadi pemateri pada praktek lapang itu Wasiri, seorang penyuluh pertanian di BSIP Gorontalo.
Penangkaran benih jagung komposit varian Jagung Toleran Kekeringan (Jakaring) telah dilakukan di sembilan titik lahan pertanian. Totalnya seluas empat hektar di Kecamatan Dungalio. Seluas 1,4 hektar ada di Desa Pangadaa dan 2,6 hektar ada di desa Pilolalenga.
Di tengah kabar permasalahan tingginya harga benih, Penangkaran benih jagung komposit bisa menjadi solusi. Penjual benih satu ini membandrol dengan harga di bawah Rp50.000 perkilonya. Di samping itu, penangkaran benih jagung komposit lebih muda dan murah.
“Penangkaran jagung kompisit ini merupakan Jawaban dari permasalahan petani. Terkait harga benih yang mahal,” ujar Wasiri, penyuluh Pertanian di BSIP Gorontalo.
Sampai saat ini menurut Wasiri belum ada satu petani pun yang telah menjadi petani penangkar benih jagung. Untuk menjaga kelangsung petani, gorontalo sangat membutuhkan petani penangkar benih.(*as)