GM – Kabupaten Gorontalo – Seorang Panitia Pemutahiran Data Pemilih (Pantarlih) merupakan ujung tombak bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten, untuk memastikan seluruh penduduk terdaftar dan berhak menyalurkan suaranya pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. Tidak sedikit dari mereka harus menepuh medan alam cukup ekstrim seperti banjir.
Adalah Pantarlih yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 20 dan 19 Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Untuk memastikan warganya masuk dalam data pemilih dengan data kependudukan yang akurat, meraka harus menerjang banjir untuk mencapai rumah warga.
Mereka harus menaiki sampan kecil, agar bisa mencocokkan dan memutahirkan data warga, dengan daftar pemilih yang sebelumnya telah diterbitkan oleh KPU Kabupaten Gorontalo. Sebanyak 78 Kepala Keluarga (KK) tinggal di daerah banjir, Lingkungan Layihe, yang harus dicoklit. Nantinya mereka akan menyalurkan suara di TPS 20.

Untuk menyelesaikan Pencocokan dan Pemutahiran Data Pemilih di daerah banjir tersbut, petugas Pantarlih, harus menyelesaikan tugasnya dalam waktu 5 hari. Meskipun menganggap air banjir sebagai salah satu hambatan, tetapi bagi Encis Bisa, hal itu tidak menghalanginya menjalankan tugas.
“Jalani saja dengan sepenuh hati dan ikhalas, biarpun was-was dengan dokumen jatuh alhamdulillah bisa dilalui,” ujar Ulfa Kadir saat melakukan coklit di daerah tugasnya.
Sementara itu, untuk setiap Tempat Pemungutan Suara, jumlah maksimal warga menyalurkan suaranya dalam satu TPS adalah 250 orang.(*as)