GM – Kabupaten Gorontalo – Desa Bongo, Kecamatan Batuda, Kabupaten Gorontalo, menjadi tempat perhelatan puncak peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. di Gorontalo. Sebagai puncak perayaan Maulid Nabi, digelarlah apa yang dikenal dengan Festival Walimah.
Tradisi turun temurun ini, diyakini telah ada sejak abad ke-17, saat agama islam masuk ke Gorontalo. Mesiki Walimah digelar pada pagi hari, namun rangkaian pelaksanaan Maulid Nabi, dimulai pada malam sebelumnya. Tradisi ini diawali dengan pelatunan dikili atau dzikir, yang dipusatkan di masjid At-Takwa Desa Bongo.

Semetara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo yang turut hadir pada fesifal walimah itu menjelaskan, setiap daerah dalam merayakan peringatan maulid Nabi, memiliki ciri khas masing-masing. Khusus di Gorontalo, puncak peringatan itu ditandai dengan digelarnya Festival Walimah di Desa Bongo itu.
“Festifal Walimah di Desa Bongo ini, merupakan bentuk peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW terbesar di Gorontalo,” ungkap Rifli Katili.
Pada Festival Walimah tersebut, masyarakat membuat tolangga besar dari keranjang kayu dan dihiasi dengan ratusan kue tradisional seperti Kolembegi, Sukade, dan Wapili. Ratusan kue itu digantung sesuai bentuk Tolangga. Seiring dengan modernisasi, hiasan Tolangga dimeriahkan dengan kopi saset, kudapan pabrikan dan lain-lain. Setelah itu, mereka berbondong-bondong membawa Tolangga ke masjid tempat dikili dilantunkan.
Rifli menjelaskan, seiring rutinitas festival walimah yang digelar di desa bongo, kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan wisata di Gorontalo. Setiap digelar acara tersebut, yang datang tidak hanya dari desa dan kecamatan sekitar saja, namun didatangi orang dari luar kecamatan dan kabupaten. Bahkan dari luar Gorontalo.
“Tidak sedikit pula yang datang adalah orang Gorontalo di perantauan, seperti makassar dan Sulawesi Utara, bahkan Jakarta,” pungkasnya.(*as/ https://gorontaloprov.go.id/ ).