GM – Kota Gorontalo – Sebagaimana dipublikasikan BPS Provinsi Gorontalo, selama kurun waktu September 2022, tercatat di Gorontalo mengalami inflasi sebesar 0,49%. Hal itu disebabkan terjadinya perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Gorontalo. Di mana IHK September senilai 111,93, lebih tinggi dibanding Agustus yang tercatat sebesar 111,38.
Inflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada 6 kelompok pengeluaran, penurunan pada 2 kelompok pengeluaran, serta 3 kelompok pengeluaran tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan.
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,49 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok transportasi sebesar 9,7 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,36 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -2,13 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,19 persen.

“Inflasi Poni to Point di Gorontalo bulan September 2022, sebesar 0,49%,” ungkap Mukhamad Mukhanif.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo itu juga menyampaikan, inflasi tahunan, yaitu perubahan IHK September 2022 terhadap Desember 2021, di Gorontalo sebesar 4,49%. Sementara itu inflasi year on year, Perubahan IHK September tahun ini, terhadap September 2021, sebesar 5,65%.
“Bensin menjadi komoditi penyumbang inflasi tertinggi di Gorontalo. Sebesar 0,8677%,” ujar Hanief.
Harga Bensin menjadi peringkat pertama penyumbang inflasi di Gorontalo, diikuti angkutan umum dan pisang. Sementara komodoti seperti tomat, bawang merah dan cabai rawit, justeru mengalami deflasi. Atau secara umum harganya turun dari sebelumnya.

Secara nasional, dibandingkan dengan 90 kota besar di Indonesia, Inflasi Gorotalo berada di posisi ke-80. Inflasi tertinggi di Bukittinggi sebesar 1,87%, dan deflasi tertinggi di kota Manokwari mencapai -0,64%. (*as)